Selasa, 15 Maret 2011

BISNIS KELAPA SAWIT DARI HULU KE HILIR

Indonesia adalah negara agraris, negara yang terletak di garis katulistiwa. Negara yang terkenal gemah ripah loh jinawi, kaya akan kekayaan alam dan tanah yang subur. Ya tanah kita adalah tanah sorga – ibarat tongkat kayu dan batu saja bisa jadi tanaman. Tak heran apabila sampai saat ini bisnis yang berbasiskan pertanian/perkebunan (agribisnis) masih menjadi primadona, tidak terkecuali dalam bidang kelapa sawit.

Kelapa sawit merupakan tanaman serba guna. Indonesia memiliki potensi lahan yang subur dan pasokan tenaga kerja yang cukup menjadikan tanaman kelapa sawit sebagai andalan pertumbuhan ekonomi nasional. Meluasnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia memberikan kesejahteraan bagi para petaninya dan juga memberikan peluang kerja yang cukup besar. Setiap lahan 100 ha perkebunan kelapa sawit dapat menampung tenaga kerja sebanyak 35 orang dan untuk setiap pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 30 ton/jam saja akan menyerap 136 orang. Itu belum dihitung berapa besar tenaga kerja yang bisa tertampung pada industri-industri sebagai pengolah lanjutan dari pabrik kelapa sawit.

Hasil  pengolahan di pabrik kelapa sawit  yang berupa Crude Palm Oil (CPO) dapat diolah menjadi berbagai produk, seperti oleo chemical dasar; sabun, detergen, bioplastik, protein sel tunggal, biosida, dan nilon plasticizer; makanan, bahan makanan tambahan, pelumas, enzim industri; nutrasetikat,  antibiotic, speciality facts, dan pharafood; serta bahan kosmetik dan farmaseutikal. Tentu saja masing-masing produk membutuhkan proses sendiri di pabrik yang berbeda-beda, dan semuanya membuka peluang kerja bagi bangsa kita.

Bisnis kelapa sawit saat ini menjadi primadona. Banyak pihak yang berkepingan dan banyak juga cara pandang terhadap bisnis ini. Disamping pandangan yang menjajikan sebagaimana tersebut di atas, banyak juga pandangan lain terhadap bisnis ini sesuai dengan latar belakang dan kepentingan masing-masing. Dampak-dampak dari bisnis ini menjadi sorotan, misalnya dengan dibukanya perkebunan sawit secara terus menerus dan pembukaan pabrik kelapa sawit maka akan menurunkan keanekaragaman flora dan fauna; kualitas air dan tanah berkurang; menurunkan kualitas udara dan pencemaran lainnya; menimbulkan keresahan masyarakat, dan lain sebagainya.

Alangkah sayangnya kalau peluang bisnis yang begitu menjanjikan akan terhenti ditengah jalan. Namun juga alangkah meruginya kalau bisnis maju tetapi disisi lain dirugikan. Masing-masing pihak harus saling untung. Maka, pelaku bisnis di bidang kelapa sawit apabila ingin lestari harus dan mutlak untuk melakukan praktek yang baik dan perbaikan yang terus-menerus, mulai dari segi legalitas, lingkungan, operasional, sosial, bisnis dan tidak kalah pentingnya dalam pengelolaan Sumber Maya Manusia.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by firman | Bloggerized by multikonsultan.web.id